Jumat, 13 Maret 2009

Siapakah salafi?

Al-Imam Al-Auza’i Rahimahullah mengatakan, “Ada lima perkara yang biasa dilakukan oleh shahabat Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam, yaitu:
Luzuumul jamaah (selalu berjamaah) Pada masa sekarang salaf dalam bentuk sekelompok orang sudah tidak ada lagi, yang ada adalah manhaj salaf (pola pikir). Diantara manhaj salaf itu adalah; selalu mengembalikan perkara agama pada ashalah (orisinil dalil), ittiba’ (mengikut Rasulullah) dan menghindari perkara-perkara bid’ah. Kalau kita diperintahkan untuk memngikuti jamaah disini, maka maksudnya bukan mengikuti kelompok tertentu, tetapi mengikuti pemikiran yang berlandas pada pola pikir salaf (manhaj salafulummah). Jadi orang yang mengaku ahlussunnah itu berarti orang yang mengikuti manhaj salaful-ummah tadi.
• Kedua adalah mengikuti sunnah, dan yang dimaksud sunnah adalah diinul islam, diinu Muhammad, bukan sunnah yang dimaksud orang2 awaam dikerjakan dapat pahala dan ditinggalkan tidak mengapa (sesuatu yang dianak tirikan). Sunnah di sini adalah aqidah, al-Islam sebagaimana yang dikatakan syaikh al-barbahari dalam Syarhus-Sunnah
Tilawatil qur’an. Membaca Al-Qur’an adalah kebiasan salaf ash-shaleh, minimal menghatamkannya sebulan sekali
• Memakmurkan masjid, masjid itu milik Allah, sehingga semua isi pemakmurannya sesuai dengan kehendak Allah, sehingga kita harus ikut dalam pemakmurannya
Al-Jihadu fi sabiilillah, berjuang untuk menegakkan Islam. Selalu yang menjadi cita-citanya adalah tegaknya aqidah dan syariah Islam.
Kalau sudah demikian, sudahkah kita layak untuk mengaku sebagai salafi? Dan sudahkah kita untuk berusaha melakukannya dan menjadi bangga sebagai pengikut jejak salaf?
Setidaknya hal-hal ini dapat kita lakukan kalau kita memiliki pengetahuan yang jelas tentang orang-orang terdahulu tersebut, berikut enam langkah bermanhaj salafi:
• Miliki media turats as-salaf (peninggalan-peninggalan salaf), minimal punya bukunya, kutubuussittah , dan kitab-kitab hadits lainnya seperti Riyadhus-shalihiin, Bulughul Maram, Umdatul ahkaam, Jamiul uluum dll.
• Pelajari, kaji ilmu as-salaf, melalui al-ulama, al-matamakkiniin(yang jelas keilmuannya dan menguasainya), al-wara(menjaga diri dari keharaman dan kemakruhan, serta hal-hal yang merusak citra ulama)’, al-iltizam (komitmen) dengan ilmunya, bertakwa kepada Allah, mempunyai saatul ufuk (luas pandangannya) dan akhlak yang luhur. Minimal baca biografi mereka dan gali semangat talabul ilminya
• Berqudwah (mencontoh) kepada mereka
• Al-Mujahadah (punya kegigihan secara riil untuk melaksanakan syariat Allah)
At-Taawun wa taathuf ala da’fil gurubah (saling membantu dan berkasih sayang dalam menolak keterasingan) karena islam sekarang ini keterasingan, maka harus saling bersama dalam keterasingan ini, jangan saling menghajar, saling mencela.
• Persempit peluang ummat untuk berpecah belah (dalam agama ini ada tsabit ada yang mutaghayyir) ada yang perlu ditolerir, ada yang tidak. Pada hal yang bisa ditolerir maka kita harus punya saatul sadr (lapang dada)
Demikian semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar: