Selasa, 09 Februari 2010

Buah kesabaran dalam berbuat baik

Abu Al-Qasim Abdullah bin Abu Al-Fawaris Al-Baghdadi menuturkan: “Aku mendengar Al-Qadhi Abu Bakar Muhammad bin Abdul Baqi bin Muhammad Al-Bazzaz Al-Anshari menuturkan;
Aku tinggal di dekat Makkah. Suatu hari aku merasa sangat lapar, tapi kau tidak mempunyai makanan. Tiba-tiba aku menemukan sebuah bungkusan dari Ibrisim yang diikat dengan rumbai yang terbuat dari Ibrisim juga. Aku kemudian mengambilnya dan membawanyake rumah.

Minggu, 10 Januari 2010

Penghafal Al-Qur'an Cilik dari Makassar




Muhammad Gozi Basayev nama lengkapnya. Lahir 24 Juni 2000, Gozi - biasa dia dipanggil - adalah putra pertama pasangan M.Natsir dan Erika yang bertempat tinggal di Makassar Sulawesi Selatan. Sejak usia 6 tahun, Gozi telah memulai untuk menghafal Al-Qur'an dan dalam waktu 2 tahun dia berhasil menghafal seluruh Al-Qur’an diluar kepala.
Inspirasi dari Shamil Basayev
Ketika Gozi lahir saat itu sedang terjadi perang antara mujahidin Chechnya melawan pasukan Rusia. Salah seorang komandan perang Chechnya yang terkenal ketika itu adalah Shamil Basayev. Dia adalah seorang Mujahid yang gagah berani dan juga seorang yang hafidz Al-Qur’an. Ayah Gozi sangat terinspirasi dengan profile beliau sehingga memberikan nama anaknya Muhammad Gozi Basayev yang berarti Muhammad – diambil dari Nabi Muhammad, Gozi yang berarti perang dan Basayev yang merupakan nama belakang Shamil Basayev.
Lahir dari Keluarga biasa dan hampir dimasukkan ke sekolah Nasrani
Pada umumnya, seorang penghafal Al-Qur’an lahir dari keluarga yang sangat dalam ilmu keislamannya. Gozi kecil lahir bukan berasal dari keluarga Ustadz ataupun kyai tetapi datang dari seorang ayah yang hanya seorang karyawan kecil di sebuah perusahaan musik dan Ibu rumah tangga. Kemampuan membaca Al-Qur’an kedua orangtuanya pun biasa-biasa saja. Tetapi walaupun demikian kedua orang tuanya memiliki harapan yang sangat tinggi terhadap anaknya yaitu menjadi penghafal Al-Qur’an.

Kamis, 07 Januari 2010

Sejarah Kelam kaum syiah Rafidah


Ketika Rasulullah saw wafat, terjadilah dialog diantara para shahabat siapa yang pantas menjadi pemimpin umat islam sepeninggal beliau. Setelah melalui permusyawarahan yang panjang di Bani Tsaqifah, maka terpilihlah Abu Bakar Ash-Shidq sebagai khalifah pertama yang memimpin umat Islam. Umar bin Khattab lah orang pertama yang membaitnya untuk menjadi khalifah. Setelah itu berbondong-bondonglah orang-orang membait beliau. Ibnu Asakir dalam tarikhnya menjelaskan bahwa ketika Ali bin Abi Thalib berada di Kuffah beliau ditanya oleh Ibn Al-Kawwa dan Qais bin Ubbad tentang adanya pesan dari Rasulullah atas kekhalifahan setelah beliau, maka Ali bin Abi Thalib pun menjawab "Adapun tentang pesan-pesan Nabi saw tentang perkara ini (pemimpin) maka tidak ada. Demi Allah akulah orang yang pertama kali yang beriman dengan seruannya, maka aku tidak akan mau menjadi orang pertama yang berbohong atasnya. Sekiranya ada perjajnjian-perjanjian Nabi saw terhadapku tentang perkara ini, niscaya aku tidak membiarkan saudara Bani Taim bin Murrah (Abu Bakar RA) dan Umar bin Khattab berdiri di atas mimbar Nabi SAW, pastilah aku perangi mereka dengan tanganku ini. Jika aku tidak mempunyai senjata, maka akan aku gunakan selendang ini.