Kamis, 07 Januari 2010

Sejarah Kelam kaum syiah Rafidah


Ketika Rasulullah saw wafat, terjadilah dialog diantara para shahabat siapa yang pantas menjadi pemimpin umat islam sepeninggal beliau. Setelah melalui permusyawarahan yang panjang di Bani Tsaqifah, maka terpilihlah Abu Bakar Ash-Shidq sebagai khalifah pertama yang memimpin umat Islam. Umar bin Khattab lah orang pertama yang membaitnya untuk menjadi khalifah. Setelah itu berbondong-bondonglah orang-orang membait beliau. Ibnu Asakir dalam tarikhnya menjelaskan bahwa ketika Ali bin Abi Thalib berada di Kuffah beliau ditanya oleh Ibn Al-Kawwa dan Qais bin Ubbad tentang adanya pesan dari Rasulullah atas kekhalifahan setelah beliau, maka Ali bin Abi Thalib pun menjawab "Adapun tentang pesan-pesan Nabi saw tentang perkara ini (pemimpin) maka tidak ada. Demi Allah akulah orang yang pertama kali yang beriman dengan seruannya, maka aku tidak akan mau menjadi orang pertama yang berbohong atasnya. Sekiranya ada perjajnjian-perjanjian Nabi saw terhadapku tentang perkara ini, niscaya aku tidak membiarkan saudara Bani Taim bin Murrah (Abu Bakar RA) dan Umar bin Khattab berdiri di atas mimbar Nabi SAW, pastilah aku perangi mereka dengan tanganku ini. Jika aku tidak mempunyai senjata, maka akan aku gunakan selendang ini. Rasulullah bukanlah wafat terbunuh atau mendadak, tapi beliau menderita sakit beberapa hari dan malam. Ketika muezzin mengumandangkan azan, beliau memerintahkan Abu Bakar menjadi Imam, sedangkan beliau melihatku di mana aku berada".
Dalam riwayat yang lain Ath-Thabari menjelaskan, "Dari Habib bin Abi Thabib, Ia berkata, "Adalah Ali bin Abi Tahlib RA berada di rumahnya, tiba-tiba ia didatangi orang, lalu diberitahu bahwa Abu Bakar telah duduk menunggu bait dari orang ramai, maka bersegeralah Ali keluar bersama mereka, dengan hanya memakai kemeja saja, tanpa kain ikat pinggang dan selendang karena khawatir terlambat tiba di sana untuk menyampaikan baiah. Kemudian beliau duduk disamping khalifah, lalu beliau mengirim utusan untuk ke rumahnya mengambil pakain beliau selengkapnya, Maka lalu pakaian itu dibawa dan beliau memakainya di tempat itu juga dan terus mengikuti majelis hingga selesai".
Dari lintasan sejarah ini jelas kepemimpinan Abu Bakar merupakan ijma’ (consensus para shahabat ridwanullah alaihim ajmain). Pada masa ini kehidupan umat islam dalam kondisi yang cukup memprihatinkan dengan banyaknya kaum2 murtaddin dan munafiq yang mulai melakukan rong-rongan dari dalam. Alhamdulillah Allah memberikan kekuatan pada Abu Bakar RA untuk dapat menumpas mereka. Dan pemerintah kembali berjalan dengan normal dan terus meninggakat dengan semangat menegakkan Islam berdasarkan al-QurĂ¡n dan Sunnah nabawiyah sampai wafatnya Abu Bakar yang kemudian digantikan oleh Umar bin khattab. Pemilihan beliau ini pun berjalan dengan semangat persatuan yang tinggi diantara para shahabat. Pemerintahan beliau berjalan sangat baik. Keadilan, kemakmuran, dan peneggakkan syariat dijunjung tinggi. Bahkan seorang tentara romawi yang diutus menjumpai Amirul Mukmin Umar bin Khattab mendapatkan beliau tertidur dibawah pohon kurma tanpa ada penjagaan layaknya seorang raja. Ia berkomentar, “Engkau memerintah, engkau adil, maka engkau pun bisa tidur nyenyak. Keadaan ini berubah ketika seorang Abu Lu'lu Al-Majusi menikam beliau ketika sedang menunaikan shalat shubuh dengan puluhan tusukan, dan tidak lah abu lulu itu berlalu kecuali dia menikamkan pedangnya kepada orang di sekitar, hingga ia tertangkap oleh para shahabat dan dibunuh. Orang durjana seperti Abu Lu'lu Al-Majusi ini yang mati dalam keadaan musyrik dan kafir, belakang hari dimuliakan makamnya oleh orang-orang syiah dengan membangun megah kuburnya dan menuliskan dipusaranya sebagai "Sujauddin" (sang pemberani agama) dan mereka berdoa supaya dikumpulkan bersama abu lu'lu al-Majusi ini.
Sepeninggal Umar bin Khattab kepemimpinan beralih kepada Utsman bin Affan, dan Alhamdulillah suksesi kepemimpinan ini pun berjalan dengan semangat ukhuwah islamiyah yang tinggi. Dalam fase kepemimpinan Utsman ini berjalan dengan baik. Di akhir-akhir pemerintahannya muncullah Abdullah bin Saba' seorang yahudi dari penduduk Shan'a Yaman yang kemudian menampakkan keislamannya dan menyembunyikan kebencian dan permusuhannya terhadap Islam. Mulalah ia menyebarkan tiupan-tiupan fitnah terhadap pemerintahan Utsman bin Affan RA. Ia berpindah-pindah dari satu negeri muslim ke negeri yang lain untuk menyebarkan fitnah itu. Mulai dari Hijaz, Bashrah, kufah dan Syam. Di daerah-daerah ini ia tidak mendapatkan simpatik warganya, bahkan mereka mengusirnya keluar. Sampai akhirnya ia di Mesir. Di negeri ini fitnah yang ia hasutkan mendapatkan pendukungnya . Hingga membesarlah api fitnah yang berujung dengan dikepungnya rumah Utsmanoleh musuh-musuh Islam tersebut. Dalam keadaan genting ini Ali bin Abi Thalib memerintahkan anak-anaknya untuk melindungi Utsman bin Affan. Namun takdir Allah berlaku pada beliau wafat sebagai syahid terbunuh oleh pedang-pedang musuh islam tersebut.
Pasca terbunuhnya Utsman maka kekhalifahan beralih ke Ali Bin Abi Thalib RA, namun dalam masa ini baiah tidak terjadi sempurna, sebagian umat Islam membaih Muawiyah bin Abi Sofyan RA. Kedua shahabat ini berusaha menunaikan amanah yang diembankan kepada mereka. Mayoritas ulama menegaskan bahwa kepemimpinan Ali bin Abi Thalib RA adalah kepemimpinan yang sah karena beliau terlebih dahulu di bait, demikian yang dijelaskan oleh Al-Mawardhi dalam Al-Ahkam As-Sultahaniyah.
Dalam kondisi konflik seperti ini kelompok Sabaiiyah yang dikomandoi oleh Abdullah bin Saba' mengambil perannya dengan mengacaukan suasana. Mulailah ia memanaskan konflik ini dengan mulai memuja-muja salah satu kelompok yang berseteru yaitu Ali bin Abi Thalib, ia berkata, "Engkau Ali, engkau Ali tuhanku", Dial ah orang yang memasukkan riwayat-riwayat dusta atas nama agama untuk mengacaukan dan menghancurkan sendi-sendi Islam, dia pula yang mengatakan pertama kali dengan aqidah Rajiyah Yaitu "Ali bin Abi Thalib akan kembali di bangkitkan". Di masa hidupnya Ali bin Abi Thalib pernah memerintahkan untuk membakar Abdullah bin Saba' dan memerintahkan untuk menjilid (mencambuk) orang-orang yang melebihkannya dari Abu Bakar dan Umar.

Tidak ada komentar: