Senin, 24 November 2008

Bersama Al-Qur'an


Allah berfirman:
surah Al-Furqan:30 "Dan bersabdalah Rasul, wahai Tuhanku sesungguhnya ummatku telah meninggalkan (tidak mengacuhkan) al-Qur'an)

Ibnu Abbas mengomentari ayat ini "Barangsiapa yang tidak menghatamkan Al-Qur'an dalam satu bulan maka sesungguhnya ia termasuk tidak mengacuhkan Al-Quran".

Kamis, 20 November 2008

Mendidik anak Menjadi Unggul

Mendidik anak adalah kewajiban orang tua. Hal ini sudah menjadi hal yang biasa kita lihat di lingkungan kita, dimana orang tua berusaha memberikan nilai-nilai moral yang baik terhadap anak-anaknya. Anak disekolahkan, dikursuskan. Untuk urusan biaya bahkab sebagian orang tua rela mengontrak rumah apa adanya yang penting anak bisa sekolah dengan baik.

Sesuatu yang luar biasa yang adalah mendidik anak menjadi unggul. Pengorbanan itulah kata kuncinya. Ketika kita ingin anak kita taat kepada Allah, maka kita harus berkorban untuk itu. Kebiasaan2 berat seperti bangun malam, berzikir haruslah menjadi usaha yang ditingkatkan. Lihatlah Ibnu Musayyab berkata kepada anaknya, "Wahai anakku aku tambah shalatku demi kamu, aku berharap Allah akan menjagamu, kemudian beliau membaca ayat "dan adalah orangtua kedua anak itu termasuk orang-orang yang shaleh". Inilah pengorbanan orangtua, bukan hanya sekedar materi tapi juga membekali mereka dengan doa dan munajat kepada Allah.

Lihat orang-orang besar zaman dulu, sebut saja Al-Imam Asy-Syafii rahimahullah kegigihan ibunya lah yang membawa kesusuksesan beliau. Ibunyalah yang menjumpai gubernur Madinah untuk memintanya datang kepada Al-Imam Malik rahimahullah untuk bersedia menjadi guru bagi anaknya. Subhanallah ini lah ya akhi pengorbanan itu, bentuklah generasimu.

Resensi Buku


Judul; Indahnya berzikir kepada Allah
Penulis Muhammad Rasikh, Lc
Harga; Rp 10.000,-

Berzikir kepada Allah adalah ibadah yang paling tinggi. Sebagaimana prinsif beribadah maka ia harus tunduk pada aturan dan kaidah syar'i yang berasas kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah. Buku indahnya berzikir kepada Allah, memaparkan kaidah-kaidah penting tersebut. Selain itu buku ini juga menjelaskan tentang beberapa tatacara dan doa serta dzikir yang dibaca setelah selesai shalat rawatib (wajib).

Mengenal LSI Al-Falah


Lembaga Studi Al-Falah (LSI- Al-Falah) adalah lembaga yang bergerak dalam dunia pendidikan yang berkonsentrasi dalam ilmu-ilmu Islam. Di dirikan sejak tahun 1998. Telah banyak alumni yang mengenyam pendidikan di Al-Falah ini. Walau sifat pengajarannya non formal, al-Falah sejak berdirinya tetap banyak diminati generasi muslim. Salah satu penyebabnya adalah tingkat kesadaran ummat Islam mulai berkembang terhadap ritual ibadah mereka. Kesadaran untuk beribadah berdasarkan rujukan al-Qur'an dan As-Sunnah membuat al-Falah menjadi sarana yang menunjang hal tersebut.
Para pengajar yang rata-rata lulusan Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA) dan alumni-alumni perguruan Islam baik di dalam negeri dan luar negeri seperti Madinah, Mesir dan Sudan pun banyak terlibat langsung dalam pengajaran lembaga ini. Lembaga Studi Islam Al-Falah membuat program-program pendidikan keislaman yang meliputi;
1. Program Dirasat Islamiyah
Pembelajaran ilmu islam, meliputi ilmu tafsir, fiqih, ilmu hadits, tsaqafah islamiyah, ushul fiqh dan ilmu-ilmu keislaman lainnya.
2. Program Bahasa Arab
Penekanan pada penggunaan bahasa arab dengan baik untuk memahami Qur’an dengan tata bahasa yang baku dan benar .
3. Program Pra Tahsin
Pengenalan huruf baca Qur’an, sebagai langkah awal untuk dapat membaca Qur’an
4. Program Tahsin
Pemahaman hukum – hukum tajwid agar dapat membaca Qur’an dengan baik dan benar

Dengan krikulum yang telah disempurnakan, maka Alhamdulillah telah menghasilkan para alumni yang memiliki karakter kepribadian baik dengan menjalankan ibadah sesuai kaedah syar’iyyah, dan menghasilkan mahasiswa yang tidak lagi buta membaca Qur’an, serta menghasilkan mahasiswa yang dapat berbahasa Arab sesuai kemampuannya .
Informasi lebih lanjut tentang Al-Falah di Komplek Perkantoran Masjid Al-Falah
Jalan Bendungan Hilir Raya No.44 Jakarta Pusat Telp. 021 92185331, 93303940

Menikah Dini


Sekarang siapa yang tidak kenal Syekh Puji (sebagaimana yang diberitakan). Ternyata beliau memang syekh secara umur, tapi secara agama beliau memang mengaku bahwa latarbelakangnya adalah pengusaha tulen. Selain infaqnya yang mencapai milyaran, menikahi gadis usia dini yang dilakoninya kontan jadi kontroversi di banyak khalayak. Ada yang bilang itu kebablasan dalam beragama, tapi banyak juga yang bilang ini baru nyunnah. Nah bagaimana sebenarnya ini.

Menikah usia dini adalah perbuatan yang terpuji secara sayriah islam. Perempuan jika mencapai usia baligh maka secara penciptaan jasmani ia siap untuk menikah. Tapi bagaimana secara rohani? Adalah suatu yang sangat mempengaruhi rohani (jiwa) adalah lingkungan. Aisyah menikah di usia dini, telah dianggab siap secara jasmani maupun rohani. Lingkungan arab pada saat itu tidak pernah menganggab aneh pernikahan di usia itu, bahkan prilaku ini merupakan hal yang biasa terjadi di zaman itu. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sebagai syaari (peletak syariat) menetapkan hal tersebut dengan menikahi Aisyah di umur 9 tahun.

Di zaman sekarang hal ini menjadi sesuatu yang dianggab tabu. Walau tidak di semua daerah. Kondisi penabuan hal inilah yang kemudian ikut membuat perempuan tidak siap secara mental menikah di usia dini. Karena itu perlu waktu mempersiapkan mental para perempuan yang dinikahi di usia dini. Sikap Pak Puji yang mengembalikan istrinya kepada ortunya merupakan sikap yang perlu didukung, sebagai upaya untuk mempersiapkan mental sang istri. Jadi judul dari posting ini akan berubah mejadi nikah gantung, sesuatu sunnah yang perlu di praktekan jika kondisi mendorong hal tersebut. wallahu'alam